Bagikan melalui :
Sungguh upaya apa yang perlu dilakukan
untuk mengajarkan berubah. Memberikan pemahaman sampai dengan memberikan contoh
dan memberikan kesempatan untuk melakukannya sudah dilakukan. Evaluasi juga
sudah dibuat dan disampaikan. Mengajarkan karyawan lebih mudah daripada
mengajarkan level HRD.
Ketika wawancara, lebih baik menyusun
pertanyaan terbuka agar kita bisa memahami apa yang mejadi dasar pemikiran
calon karyawan. Jangan membuat pertanyaan dengan kalimat tertutup. Sulit bagi
kita untuk mengetahui apa sesungguhnya yang ada dalam pikiran calon.
Pertanyaan tentang sikap juga kurang
efektif ditanyakan dalam proses wawancara. Calon karyawan pasti memiliki
kesanggupan-kesanggupan sesuai yang diajukan dalam wawancara. Apakah anda bersedia
untuk bekerja lebih dari waktu sebagai bukti tanggung jawab terhadap pekerjaan
anda. Sudah bisa diprediksi jika jawabannya adalah "BERSEDIA".
Wawancara adalah proses melakukan evaluasi
apakah sikap dan potensi karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Wawancara
bukan proses menjelaskan tentang apa yang berlaku di perusahaan kita dan
meminta calon untuk bisa menyetujui apa yang berlaku di perusahaan.
Bagaimana pendapat anda tentang lembur?
Apakah anda setuju untuk bekerja lembur? Tentu saja jawabannya adalah bersedia.
Saya perlu jelaskan kalo disini itu lembur itu untuk karyawan operasional,
sedangkan level staf tidak berlaku lembur karena yang mengetahui pekerjaan
dapat diselesaikan adalah diri karyawan sendiri. Karyawan bisa lakukan dengan
santai atau segera menyelesaikan. Sulit untuk dideteksi. Apakah karyawan perlu
waktu untuk lembur atau tidak. Level staf yang dinilai itu tanggung jawabnya,
jika laporan tidak selesai, ya harus diselesaikan.
Bahkan sudah diberi contoh cara
wawancaranya. Ternyata sulit mengubah kebiasaan wawancaranya. Sudah
diinformasikan, bahwa dalam wawancara itu mengidentifikasi "the past behavior
can predict the future behavior". Ya tinggal kita sesuaikan dengan kebutuhan.
Ditempat kerja sebelumnya, jam berapa paling malam anda masih mengerjakan tugas
anda? Apakah anda dihitung dibayar lembur? Pernah anda bekerja hingga lewat jam
kerja dan tidak dibayar lembur? Mengapa? HRD telah diberikan bimbingan juga
melalui zoom, karena setiap proses wawancara kami diundang untuk ikutan.
Tak ada yang salah dengan kejadian ini. Dia
tentu saja mempertahankan cara yang sudah biasa ia lakukan. Kita juga tak bisa
mengubah pikiran seseorang. Mereka berubah karena pikirannya sendiri. Setelah
ia berlatih dengan Latihan berpikir active learning dan bisa menyelesaikan
topik wawancara, maka kami evaluasi pengaruh perubahan terhadap cara
wawancaranya.
Bapak sudah menyelesaikan materi wawancara.
Apa yang bapak dapat dari materi wawancara tersebut. Berapa setting nilai yang
bapak buat untuk menyelesaikannya. Saya setting 100 pak, ternyata menarik
latihan ini. Bukan itu yang saya harapkan. Apa yang bapak rasakan berbeda
setelah menyelesaikan Latihan berpikir active learning. Ya ada
pertanyaan-pertanyaan yang saya lakukan sebelumnya, saya pandang itu keliru.
Betul kita tak pernah bisa tahu, tanpa menggali the past behavior. Yang
kita identifikasi adalah kebiasaannya. Saya sudah terapkan dalam beberapa
wawancara pak. Seperti berapa lamaran yang anda buat, selain melamar di
perusahaan ini. Yaa, tetapi itu perlu diidentifikasi dari beberapa pertanyaan
jangan cepat menyimpulkan.
Hal terpenting, peserta Latihan berpikir Active
Learning, tumbuh kesadarannya ada yang perlu diubah dalam cara ia melakukan
pekerjaannya. Bukan mengatakan bahwa sayalah yang benar. Karena orang lain juga
belum tentu mengakui kebenaran yang kita yakini. (baca juga ciri-ciri benar)
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :