Mengajarkan Berubah



Bagikan melalui :

Mengajarkan Berubah

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 14-Jan-2024





Sungguh upaya apa yang perlu dilakukan untuk mengajarkan berubah. Memberikan pemahaman sampai dengan memberikan contoh dan memberikan kesempatan untuk melakukannya sudah dilakukan. Evaluasi juga sudah dibuat dan disampaikan. Mengajarkan karyawan lebih mudah daripada mengajarkan level HRD.

Ketika wawancara, lebih baik menyusun pertanyaan terbuka agar kita bisa memahami apa yang mejadi dasar pemikiran calon karyawan. Jangan membuat pertanyaan dengan kalimat tertutup. Sulit bagi kita untuk mengetahui apa sesungguhnya yang ada dalam pikiran calon.

Pertanyaan tentang sikap juga kurang efektif ditanyakan dalam proses wawancara. Calon karyawan pasti memiliki kesanggupan-kesanggupan sesuai yang diajukan dalam wawancara. Apakah anda bersedia untuk bekerja lebih dari waktu sebagai bukti tanggung jawab terhadap pekerjaan anda. Sudah bisa diprediksi jika jawabannya adalah "BERSEDIA".

Wawancara adalah proses melakukan evaluasi apakah sikap dan potensi karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Wawancara bukan proses menjelaskan tentang apa yang berlaku di perusahaan kita dan meminta calon untuk bisa menyetujui apa yang berlaku di perusahaan.

Bagaimana pendapat anda tentang lembur? Apakah anda setuju untuk bekerja lembur? Tentu saja jawabannya adalah bersedia. Saya perlu jelaskan kalo disini itu lembur itu untuk karyawan operasional, sedangkan level staf tidak berlaku lembur karena yang mengetahui pekerjaan dapat diselesaikan adalah diri karyawan sendiri. Karyawan bisa lakukan dengan santai atau segera menyelesaikan. Sulit untuk dideteksi. Apakah karyawan perlu waktu untuk lembur atau tidak. Level staf yang dinilai itu tanggung jawabnya, jika laporan tidak selesai, ya harus diselesaikan.

Bahkan sudah diberi contoh cara wawancaranya. Ternyata sulit mengubah kebiasaan wawancaranya. Sudah diinformasikan, bahwa dalam wawancara itu mengidentifikasi "the past behavior can predict the future behavior". Ya tinggal kita sesuaikan dengan kebutuhan. Ditempat kerja sebelumnya, jam berapa paling malam anda masih mengerjakan tugas anda? Apakah anda dihitung dibayar lembur? Pernah anda bekerja hingga lewat jam kerja dan tidak dibayar lembur? Mengapa? HRD telah diberikan bimbingan juga melalui zoom, karena setiap proses wawancara kami diundang untuk ikutan.

Tak ada yang salah dengan kejadian ini. Dia tentu saja mempertahankan cara yang sudah biasa ia lakukan. Kita juga tak bisa mengubah pikiran seseorang. Mereka berubah karena pikirannya sendiri. Setelah ia berlatih dengan Latihan berpikir active learning dan bisa menyelesaikan topik wawancara, maka kami evaluasi pengaruh perubahan terhadap cara wawancaranya.

Bapak sudah menyelesaikan materi wawancara. Apa yang bapak dapat dari materi wawancara tersebut. Berapa setting nilai yang bapak buat untuk menyelesaikannya. Saya setting 100 pak, ternyata menarik latihan ini. Bukan itu yang saya harapkan. Apa yang bapak rasakan berbeda setelah menyelesaikan Latihan berpikir active learning. Ya ada pertanyaan-pertanyaan yang saya lakukan sebelumnya, saya pandang itu keliru. Betul kita tak pernah bisa tahu, tanpa menggali the past behavior. Yang kita identifikasi adalah kebiasaannya. Saya sudah terapkan dalam beberapa wawancara pak. Seperti berapa lamaran yang anda buat, selain melamar di perusahaan ini. Yaa, tetapi itu perlu diidentifikasi dari beberapa pertanyaan jangan cepat menyimpulkan.

Hal terpenting, peserta Latihan berpikir Active Learning, tumbuh kesadarannya ada yang perlu diubah dalam cara ia melakukan pekerjaannya. Bukan mengatakan bahwa sayalah yang benar. Karena orang lain juga belum tentu mengakui kebenaran yang kita yakini. (baca juga ciri-ciri benar)

Salam improvement


Bila bermanfaat, bagikan melalui :