Bagikan melalui :
Mengatasi dan menyelesaikan masalah adalah
tugas leader. Tentunya makna mengatasi dan menyelesaikan masalah adalah 2 hal
yang berbeda. Mengatasi berarti, kita melakukan tindakan untuk mencari solusi
atas permasalahan, posisi kita diatas, dan masalah ada dibawah. Dengan Tindakan
mengatasi masalah, masalah masih ada di bawah gunung es karena yang kita atasi
yang muncul dalam permukaan.
Sedangkan menyelesaikan berarti bekerja
hingga akhir. Masalah dapat diselesaikan dengan tuntas. Namun dalam banyak
kasus, tugas menyelesaikan masalah kurang mendapatkan perhatian dari leader.
Mencari sumber penyebabnya dengan Teknik stair stepping atau dengan diagram
ishikawa, para leader sampai kepada penyebab tetapi tidak inti dari sebab
sesungguhnya. Menyelesaikan masalah bekerja pada inti penyebab masalah, dan
mampu mencehag masalah tidak terulang kembali.
Dalam manajemen ISO, diajarkan tentang
penggunaan form FTKP (form Tindakan Koreksi dan Pencegahan), tetapi banyak yang
mengerjakannya sampai pada tindakan koreksi. Tindakan pencegahan berarti
melakukan tindakan sebelum masalah tersebut muncul, melakukan tindakan untuk
mengingatkan, melakukan tindakan pendidikan tentang aspek yang mungkin menjadi
pendorong munculnya masalah. Karyawan yang ahli sekalipun bisa bertindak
melakukan kesalahan ketika kesulitan dalam keuangan. Bukannya ia tidak tahu,
tetapi ia menghadapi masalah lain, oleh karena itu pendekatannya adalah
brainware management.
Kewajiban leader adalah mengatasi masalah
dengan mencarikan solusi agar proses dapat berjalan dengan baik. Dalam
pelaksanaan tugas ini, semua leader telah lakukan. Tak ada leader yang
membiarkan masalah tanpa mengambil Tindakan. Ketika ada mesin rusak, maka
leader melakukan segala upaya agar mesin dapat berjalan dengan baik dan tak
mengganggu jalannya proses. Ketika ia tak bisa mengatasi, maka ia tentu akan
memanggil teknisi dari luar atau mengambil Tindakan untuk memperbaiki diluar
perusahaan. Semua masalah jika dipikirkan tentu akan dapat diselesaikan.
Sedangkan masalah sepele, masalah kecil,
masalah yang sederhana, masalah yang bukan menjadi prioritas, kurang
mendapatkan perhatian. Kebersihan adalah hal sepele, maka tak pernah
dipikirkan. Mengapa sulit untuk mewujudkan kebersihan? ketika leader
memikirkannya maka apa yang dipikirkan dapat diciptakan dalam pikiran. Apa yang
diciptakan dapat diwujudkan dengan keyakinan. Semua yang hadir dalam hidup
manusia, tentu sudah melalui pikiran. Maka prioritas kita adalah membentuk
kebiasaan berpikir.
Masalah mesin rusak, bisa jadi karena
terlambat untuk dibersihkan. Partikel debu yang masuk dapat menjadi penghambat
dimana performance mesin dapat mengalami penurunan dan akhirnya membuat macet.
Sedangkan untuk menyelesaikan tuntas telah dibuatkan jadual perawatan dan
kebersihan. Namun karyawan tidak cukup diberi jadual agar dapat berjalan.
Pelaksanaannya perlu dilakukan dengan tepat, peran leadership skill dibutuhkan
untuk mengajarkan karyawan bekerja kualitas, untuk membentuk kebiasaan
disiplin.
Namun ketika permasalahan karyawan tidak
menjalankan jadual yang ditetapkan meskipun sudah memahami teknis kerja yang
benar, berarti permasalahan ada dalam diri karyawan. Karyawan yang tersinggung
dengan perkataan rekan atau leader, karyawan yang memiliki hutang dan sulit
untuk mencicil hutangnya, karyawan yang sulit mengatur keuangannya karena gaya
hidupnya atau masalah pribadi lainnya, maka tugas ini menjadi porsi daripada
HRD.
Masalah berulang masih saja terjadi. Banyak
juga leader yang membawa masalah berulang ini ke forum meeting. Sebetulnya
masalah yang berulang sudah tentu diketahui penyebabnya. Penyelesaiannya adalah
menggunakan SOP bukan dibawa ke forum meeting.
Setelah dibuatkan SOP maka diperlukan
penegakkan peraturan. Peraturan yang dibuat tanpa penegakkan tak berjalan
sesuai ketentuan yang ditetapkan. Leadership skiil perlu dibentuk melalui
Latihan yang di programkan oleh HRD. Perubahan mindset juga dibentuk dengan
Latihan dan frekuensi pengulangan yang diciptakan.
Pencegahan masalah berarti membuat karyawan
paham sebelum masalah terjadi. Macam penyimpangan perlu diajarkan tepat pada
karyawan. Sumber masalah selalu ada diatas, penyebab penyimpangan terjadi pada
karyawan, juga ada diatas. Maka mengelola pikiran (brainware management)
dibutuhkan. Identifikasi semua aspek hidup yang dapat berpengaruh pada
pekerjaan. Buatlah program Pendidikannya. Kami telah lakukan dengan membuat
program Latihan berpikir Active Learning. HRD yang memberikan masukan tentang
apa yang dibutuhkan sesuai hasil TNA yang dilakukan. Mari wujudkan SDM yang
Tangguh, Berdaya, Berpengetahuan dan Berkemampuan serta mampu menghasilkan
kontribusi bukan hanya pada perusahaan tetapi bagi bangsa dan negara.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :