
Bagikan melalui :
Dengan berpegang pada prinsip Latihan yang membuat kemajuan. Dalam mendisain program Latihan berpikir Active Learning fokus pada Latihan berpikir yang membuat peserta latih menjadi terbiasa berpikir. Disain program awalnya diimplementasikan untuk karyawan yang bekerja di perusahaan sehingga mampu menghasilkan peningkatan kinerja dan membantu program konsultasi yang dijalankan.
Suatu tantangan tersendiri dimana, program Latihan berpikir Active Learning diberikan pada peserta latih yang belum bekerja. Ketika diberikan pada karyawan, tentunya karyawan bidang administrasi personalia telah menjalankan pekerjaannya, mereka sudah cukup berlatih. Program hanya memberikan informasi yang menjadi kesalahan karyawan, penyimpangan yang terjadi sehingga karyawan menjadi lebih siap dan mampu meningkatkan kinerjanya.
Memberikan pelatihan pada karyawan administrasi HR, tak cukup dengan memberikan penjelasan tentang Job Description, Standart Operating Procedure atau mengajarkan tentang isi Undang undang ketenagakerjaan yang berkaitan dengan penugasan sesuai kualifikasi yang diharapkan. Tak cukup dengan mengajarkan tentang apa yang harus dilakukan oleh admin HR. Peserta latih perlu berlatih sesuai dengan pekerjaannya sebagai admin HR.
Peserta latih butuh Latihan berkaitan dengan pekerjaan administrasi HR. Ketrampilan mereka meningkat dengan Latihan yang mereka lakukan sendiri. Latihan yang membuat kemajuan, kesediaan peserta latih untuk mengerjakan Latihan yang membuat mereka siap kerja. Training dan Pendidikan membuat mereka siap latih, siap menjalankan Latihan-latihan melalui penugasan kerja.
Latihan yang lebih tepat adalah dengan memberikan peserta latih mengerjakan studi kasus. Pengerjaan studi kasus yang didisain sesuai dengan pekerjaannya akan membuat peserta latih siap kerja. Berikut Latihan studi kasus yang wajib dikerjakan oleh peserta latih :
- Studi kasus membuat data kedisiplinan harian dan rekap data kedisiplinan bulanan untuk setiap karyawan dengan menggunakan rumusan excel sehingga data tidak perlu dihitung satu persatu yang berpeluang salah hitung data.
- Studi Kasus membuat data kedisiplinan karyawan dengan menggunakan pembobotan sehingga dapat membedakan point nilai yang dicapai oleh masing-masing kepala bagian. Bagi kepala bagian yang terendah, wajib melakukan tindakan pembinaan agar disiplin bawahannya meningkat.
- Studi kasus agar terjadi percepatan perubahan disiplin karyawan dengan memberikan informasi data disiplin kepada kepala bagian.
- Studi kasus membuat rekap data disiplin karyawan tahunan untuk diajukan ke pihak manajemen untuk mendapatkan apresiasi atau peringatan.
- Studi kasus menghitung besarnya upah lembur karyawan pada hari biasa, hari libur, dengan menghitung upah per jam dan identifikasi keabsahan kelebihan jam layak dibayar lembur.
- Studi kasus membuat data disiplin karyawan dengan menggunakan format excel dan ketelitian dalam identifikasi sehingga perhitungannya dapat dipastikan benar.
- Studi kasus membuat surat penempatan kerja, surat mutasi, surat pengangkatan karyawan tetap.
- Studi kasus mendata karyawan yang habis kontrak dengan menggunakan rumus excel.
- Studi Kasus membuat kontrak karyawan tanpa ada kesalahan.
- Studi kasus membuat surat peringatan dengan benar.
- Studi kasus membuat surat referensi kerja untuk level karyawan berprestasi, bekerja baik dan performance rendah.
Keberhasilan peserta latih dalam menguasai aspek tuntutan pekerjaan ditentukan oleh kesungguhan peserta latih melakukan penugasan studi kasus yang diberikan. Banyak kasus di perusahaan yang ditemui adalah karyawan mendata absensi secara manual dengan mengetik untuk setiap kasus karyawan, dan menghitung jumlah kasus secara manual. Ada pula yang merekap data penyimpangan karyawan dengan menghitung data penyimpangan yang telah diinput selama setahun.
Penggunaan rumus excel untuk mempermudah melakukan penyajian data tak dikuasai karyawan. Oleh karena itu kami membuat studi kasus tentang apa yang harus mereka kerjakan. Kesungguhan Latihan dapat diketahui dengan kasus terakhir yang akan kami berikan informasi salah dan peserta latih mencari jenis kesalahan yang dilakukan. Ketika peserta latih tidak asal menjawab, maka ia bisa mengerjakan penugasan akhir dengan lancar.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :