Termakan Gaya Hidup



Bagikan melalui :

Termakan Gaya Hidup

Penulis : Drs. Psi. Reksa Boeana - Tanggal : 22-Jan-2024





Banyak karyawan yang lebih mementingkan gengsi, kesenangan sesaat daripada kemajuan masa depannya. Mereka tak pernah mengenal financial management karena tak pernah diajarkan di sekolah. Dengan Financial Mindset yang tak tepat maka pada akhirnya akan berpengaruh pada pekerjaan. Banyak karyawan yang membeli sepeda motor secara kredit, dan kelas motornya juga yang diatas 150 CC. Mereka tak pernah berhitung tentang biaya yang akan mereka keluarkan.

Banyak HRD yang beranggapan bahwa itu urusan pribadi karyawan. Kita tak boleh mencampuri apa yang diputuskan oleh karyawan. Memang tak boleh kita mencampuri keputusan yang diambil oleh orang lain terutama berkaitan dengan kehidupannya. Tetapi sudahkah kita berupaya memberikan pengetahuan yang mereka butuhkan sehingga mereka bisa mengambil keputusan dengan lebih cerdas.

Jika mereka tahu bahwa untuk membeli harga motor sebesar 19 juta, mereka harus mengeluarkan uang diatas 30 juta dan mereka mendapatkan nilai motor hanya 12 juta. Tentu mereka akan mempertimbangkan kembali rencana pembelian karena gengsinya. Direksi menyampaikan pak bagaimana mengajarkan kepada karyawan saya untuk dapat menggunakan uangnya dengan jauh lebih bijak. Seharusnya mereka bisa membeli motor bekas sehingga tidak dirugikan dengan nilainya semakin turun. Demi gengsi mereka bersedia membayar harganya, kelak bisa berpengaruh terhadap kinerjanya.

Harga motor       : 19 juta

Uang muka         :  2 juta

Angsuran 3 tahun = 35 bulan dengan angsuran per bulan 867 ribu.

Biaya yang dikeluarkan :

-          867.000 x 35 = 30.345,000

-          Uang muka    =   2.000.000

-          Total uang      = 32.345.000

Ketika lunas dalam 3 tahun, motor sudah menjadi milik sendiri. Dan harganya jika dijual , harga pasar paling tinggi sebesar 12 juta. Jika dihitung maka harga kreditnya 13 juta dan penyusutan harga barang 7 juta, maka karyawan mengalami kerugian sebesar 20 juta.

Harga yang harus dibayar sebesar 32.345.000 untuk harga barang seharga 12 juta, ketika barang sudah menjadi milik karyawan. Banyak karyawan yang bertindak demikian, tanggung jawab siapa untuk memberikan pemahaman. Ketika mereka telah paham dan masih bisa menerima resikonya, maka itu keputusan sadar karyawan, dimana kita tak pernah tahu tentang sumber dan besarnya pendapatan dia.

Ketika karyawan bersedia menunda kesenangannya sesaat, maka ia juga bisa memenuhi apa yang diinginkannya dengan tak mengalami beban dalam mencicil motornya. ajarkan karyawan tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Direksi meminta persoalan ini dimasukkan ke dalam program Active Learning Management System, agar karyawan paham dan mempertimbangkan dengan baik. Jika kita sudah berupaya maksimal, maka itu nasib karyawan dengan keputusannya sendiri. Kami focus bagaimana karyawan yang bekerja di perusahaan ini, agar mampu menunjukkan kinerja yang optimal.

Berbagi tuk bermanfaat.


Bila bermanfaat, bagikan melalui :