Bagikan melalui :
Berita Viral dimana HR menawarkan pada
karyawan untuk lanjut kerja dengan gaji yang diturunkan sebesar Rp. 105.000,-
dan akhirnya karyawan mengambil keputusan untuk tidak lanjut kerja. Mengapa
kasus seperti ini bisa terjadi? Sudahkah HR mempertimbangkan keputusannya,
bagaimanakah kelanjutan operasional perusahaan ketika karyawan yang telah
memiliki pengalaman bersikap lebih baik tidak bekerja jika pendapatannya
dikurangi sebesar Rp. 105.000,-.
Tentu saja kita bisa pahami bahwa keputusan
HR menyampaikan ke karyawan bukan hanya dari pertimbangan HR tetapi telah
dilakukan Analisa oleh tim manajemen perusahaan. Hal yang dapat dipelajari
adalah apakah tidak ada cara lain yang dapat ditempuh oleh perusahaan, benarkah
keputusan ini merupakan Langkah terbaik yang perlu diambil menghadapi situasi
bisnis dan perkembangan perusahaan.
Kita yang tak paham data dan kondisi
perusahaan, hanya dapat mengambil kesimpulan bahwa keputusan yang diambil oleh
team manajemen adalah keputusan terbaik. Bukankah pikiran banyak kepala
hasilkan keputusan terbaik untuk kondisi saat itu. Kita bisa belajar bahwa
keputusan terbaik juga membawa dampak pengurangan gaji karyawan yang tentu
beresiko pada putusnya hubungan kerja secara massal.
Masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan
oleh HR setelah peristiwa pengurangan gaji ini diumumkan. Bagi yang bersedia
melanjutkan bekerja, meskipun jumlahnya sedikit tetap perlu dibuatkan surat
kesepakatan penerimaan gaji yang baru. Jika dipandang karyawan yang bersedia
bekerja, tentu taka da masalah dikemudian hari atau dinilai karyawan yang loyal
maka ini bisa menjadi persoalan dikemudian hari. Karyawan bersedia melanjutkan
kerja dan menerima keputusan manajemen, tentu karena mereka kesulitan untuk
mencari pekerjaan lainnya dalam waktu dan belum menyiapkan diri dengan dana
cadangan. Ketika karyawan yang tak bersedia bekerja menuntut ke pengadilan, dan
mereka diputuskan mendapatkan hak yang seharusnya diterima, maka karyawan yang
bekerja juga bisa mengajukan tindakan yang sama ketika tidak disiapkan surat
kesepakatan gaji.
Sedangkan karyawan yang tidak melanjutkan
kerja, tentu akan mengambil Langkah untuk menuntut hak mereka melalui
penyelesaian biparteit, triparteit hingga ke pengadilan, Penawaran HR untuk
tetap bekerja sebetulnya ingin menghilangkan keputusan melakukan PHK sepihak,
karena manajemen tidak melakukan keputusan PHK tetapi menawarkan kepada pekerja
untuk tetap lanjut bekerja. Karyawan diarahkan untuk mengambil keputusan
berhenti bekerja, dan kewajiban perusahaan adalah sesuai ketentuan karyawan
mengundurkan diri atau hak nya sebatas uang pisah dan uang penggantian hak.
Suatu pertimbangan yang sangat beresiko.
Ketika kasus perselisihan ini dimenangkan oleh pihak perusahaan maka kasus ini
menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk memangkas karyawan dengan biaya yang
sangat efisien. Tetapi jika karyawan yang dimenangkan, maka akan muncul
tuntutan karyawan berikutnya, oleh karena itu HR perlu membuat kesepakatan baru
dengan karyawan yang tetap bekerja di perusahaan.
Dampak lain yang perlu ditindaklanjuti oleh
HR adalah menurunnya moral kerja karyawan, tumbuh ketidakpercayaan terhadap
pengelolaan dari manajemen, sulitnya memotivasi dan meningkatkan kinerja
perusahaan. Langkah yang seharusnya diambil adalah bagaimana kita diajarkan
untuk membuat pohon menjadi lebih produktif. Bukan menebang pohonnya, tetapi
pangkaslah rantingnya. Memangkas berarti memilih ranting yang tak sehat bukan
ranting yang bagus juga ditebang.
Sesungguhnya HR yang telah menetapkan
strategi dan kebijakan pengembangan, mengambil Langkah yang lebih tepat. Mereka
terus memantau perkembangan kondisi bisnis dan menyarankan langkah yang tepat
untuk lakukan efisiensi biaya. Dalam hal kontrak kerja misalnya, tak semua
karyawan yang masuk bersamaan mendapatkan akhir kontrak kerja yang sama. HR
tentu melakukan antisipasi agar permasalahan yang kelak akan timbul akan
dapatkan solusi yang lebih baik.
Pendekatan-pendekatan personal dilakukan
untuk menumbuhkan kesadaran karyawan. HR bisa menerapkan kasus PHK sesuai
dengan ketentuan Undang-undang Ketenagakerjaan sehingga hak-hak karyawan dapat
dipenuhi dan perusahaan bisa melakukan Langkah efisiensi. Alternatif lain
adalah mengganti karyawan yang kurang produktif dengan karyawan magang.
Tindakan ini tentu lebih tidak beresiko dibandingkan keputusan memotong gaji
semua karyawan perusahaan.
Asah kemampuan berpikir anda dengan
berlatih soal dan studi kasus melalui program Active Learning Management System,
dimana kami berbagi cara untuk lakukan efisiensi, peningkatan produktifitas yang
dapat menjadi sumber ide untuk penerapan Menyusun strategi dan kebijakan
pengembangan di perusahaan anda. Tak ada masalah yang tak memiliki solusi,
selalu ada alternatif jalan keluar dari kesulitan.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :