
Bagikan melalui :
Mindset
adalah sekumpulan keyakinan dan kepercayaan individu yang menentukan sikap dan
tindakan individu. Mindset penentu sikap dan perilaku produktif. Upaya
meningkatkan produktifitas menjadi usaha keras dan waktu cukup panjang jika
mindset karyawan tidak mendukung gerakan peningkatan produktifitas. Ada banyak
kasus karyawan yang memiliki mindset yang tidak sesuai menjadi penghambat upaya
peningkatan produktifitas. Beberapa mindset yang dimaksud adalah :
a. Buat apa kerja keras, Bos
lebih kaya, kita ya segini-gini aja.
b. Yang terpenting masuk
kerja saja, dan tidak berbuat menyimpang. Kita tunggu pesangonnya saja.
c. Tidak masuk kerja, tidak
dibayar. Tentu perusahaan tidak rugi.
d. Pelanggaran dikenakan
denda, perusahaan untung bisa mendapatkan uang denda.
e. Alpha, pemberitahuan,
sakit tanpa surat dokter, ijin kepentingan pribadi tentu tidak dibayar, lebih
baik alpha saja.
f.
Itu bukan keahlian saya, tentu saja saya tidak bisa melakukan
pekerjaan sesuai harapan.
g. Urusan penyimpangan
karyawan bukan tanggung jawab pengawas, itu urusan HRD.
h. Atasan hanya tinggal
perintah, tidak pernah tahu kesulitan bawahan.
i.
Gaji ditetapkan UMK, ya kerjanya sesuai dengan besarnya gaji.
j.
Jika saya pandaikan rekan kerja, pada akhirnya saya tidak
dipakai.
k. Dll.
Banyak
sekali mindset yang keliru dan menjadi penghambat upaya peningkatan
produktifitas. Belum di bagian penjualan :
a. Kualitas produk kita
kurang, harga mahal. Tentu kalah dengan kompetitor.
b. Itu (calon konsumen) sudah
beberapa kali saya datangi, tetapi harga kalah dengan kompetitor. Percuma saya
masuk kesana.
c. Kompetitor kasih tempo
bayar lebih lama, bos tidak mau.
d. Kita sudah lakukan yang
terbaik, tetapi memang kondisinya sepi.
e. Dll
Tentu
mindset ini menentukan sikap, semangat kerja dan antusiasme ketika menawarkan
produk pada calon pelanggan. Mereka selalu melihat sisi kekurangan perusahaan
dan tumbuh sikap, tak ada yang bisa diperbaiki.
Pengawas
lebih fokus pada hasil kerja yang dicapai karyawan. Jika mencapai target, tak
ada yang perlu disampaikan ke karyawan. Jika tak mencapai target, teguran dan
bahkan kisah suksesnya yang disampaikan ke karyawan. Tindakan pengawas
demikian, tak membantu memberikan solusi untuk perbaikan kinerja. Sumber utama
masalahnya ada pada mindset karyawan yang keliru.
Kunci
utama adalah mindset. Upaya perusahaan melakukan perubahan mindset dengan
memberikan program pelatihan. Bagaimana hasilnya? Tentu ada upaya, hasil
perbaikan terjadi. Namun perbaikan sulit dipertahankan karena mindset belum
berubah. Setelah pelatihan, terjadi perubahan selama 3 bulan, namun setelah itu
mereka kembali dengan kebiasaannya.
Pelatihan
memberikan informasi pengetahuan bagi karyawan. Tetapi kebiasaan lebih unggul
dalam mempengaruhi tindakan dibandingkan dengan pengetahuan. Banyak orang yang
mengetahui bahwa terlambat adalah penyimpangan, tetapi mereka tetap datang
terlambat meskipun sudah diberikan bimbingan, pengarahan, teguran bahkan Surat
Peringatan. Terutama bagi mereka yang memiliki ketrampilan yang dibutuhkan
perusahaan.
Bagaimana
mindset terbentuk? Mindset adalah kumpulan nilai, pengetahuan yang dipelajari,
dialami dan dirasakan individu selama belasan bahkan puluhan tahun dan menjadi
keyakinan bagi individu. Dalam buku "Rich Dad, Poor Dad" (Robert T. Kiyosaki) dijelaskan
bahwa orang tua yang kaya membentuk mindset kaya pada anaknya dan berpengaruh
bagi kehidupan mereka di masa datang. Sedang ayah miskin, mengajarkan
nilai-nilai mindset yang menerima keadaan, sikap pasrah, harus bekerja keras. Bagaimana
jika Supervisor, melakukan tindakan menyalahkan dan tidak melakukan bimbingan
dengan tepat? Pengarahan yang dilakukan berulang kali juga tidak membuat
karyawan berubah.
Inti
perubahan dihasilkan dari proses berpikir. Karyawan yang mendapatkan pengarahan
berulang kali tidak membuatnya berpikir. Apa yang didengar mudah untuk
dilupakan (I hear, I forget). Kebutuhan perusahaan untuk melakukan perubahan
adalah membentuk kebiasaan berpikir. Program berpikir produktif membentuk
kebiasaan untuk berpikir. Karyawan menjadi lebih sabar, bersedia mendengarkan,
mampu berpikir sebelum bertindak. Mengingat apa yang dilakukan dalam hidup dan
pekerjaannya dilakukan karena kebiasaan.
Bila bermanfaat, bagikan melalui :