Bagikan melalui :
Teringat teori Herzberg tentang two factor
theory. Teori yang menyatakan adanya 2 faktor motivasi yang melibatkan faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Intrinsik berkaitan dengan motivasi dan faktor
ekstrinsik berkaitan dengan ketidakpuasan kerja. Tentunya orang yang dorongan
kebutuhan dari dalam dirinya memiliki motivasi kerja yang baik. Tanpa dilakukan
pengawasan ketat mereka bekerja dengan penuh semangat.
Adapun faktor intrinsik yang mampu
menciptakan motivasi adalah prestasi, penghargaan, pekerjaan itu sendiri,
tanggung jawab dan kesempatan berkembang. Karyawan yang bekerja secara Borongan
tentu memiliki motivasi kerja yang baik. Mereka bekerja fokus untuk mendapatkan
hasil yang langsung berdampak bagi dirinya.
Banyak leader yang beranggapan bahwa mereka
bekerja tidak perlu diawasi. Hasil banyak, pendapatan besar. Hasil sedikit
pendapatan juga sedikit. Perusahaan tidak dirugikan karena membayar sesuai
dengan pcs / unit atau kubikasi yang dihasilkan. Jadi tak perlu di awasi.
Kebutuhan pengamatan lahir karena adanya
proses menunggu hasil penyetikan. Tanpa mengamati tentu mudah bagi leader untuk
menambah jumlah orang Borongan stick. Bagi kami yang bekerja bidang HRD,
memandang penambahan tenaga kerja, berarti menambah potensi masalah. Ketika
taka da pekerjaan, karyawan kasihan pendapatannya berkurang. Tetapi kita tidak
merugikan pak, kan sesuai dengan perjanjiannya yang tertulis dalam kontrak
kerja Borongan.
Hasil pengamatan memberikan informasi, pada
awal proses penyetikan karyawan dengan cepat menghasilkan tumpukan kayu yang
telah di stick. Tetapi ketika tumpukan kayu sudah lebih tinggi maka mereka
menaruh kayu diatas tumpukan dan naik ke tumpukan kemudian mengatur kayu untuk
di stick. Setelah selesai mereka turun dan mengumpulkan lagi. Menaruh diatas
kembali. Terus berulang turun naik tumpukan kayu yang di stick. Inilah
pemborosan.
Kami panggil mereka dan berikan pengarahan
bahwa hasil mereka bisa ditingkatkan lagi, karena banyak pemborosan yang
terjadi. Mereka tak percaya, mereka yakin dengan pekerjaannya sendiri. Mereka
tidak bersedia berbagi dengan team. Akhirnya kami jelaskan jika hasil bisa
ditingkatkan maka perusahaan tidak dirugikan karena menunggu hasil penyetikan.
Kalian juga dapatkan keuntungan karena pendapatannya naik. Dan itu hanya bisa
dilakukan dengan kerja team. Tak ada kerja sendiri mampu melebihi kerja team.
Sapu lidi yang berdiri sendiri mudah dipatahkan, tetapi ketika bersama, tak
mudah untuk mematahkannya. Tetap saja mereka dengan prinsip kerjanya.
Saya jamin pendapatan kalian naik. Satu
team terdiri dari 3 orang. Semua bekerja optimal karena ini pendapatan kalian
sendiri. Ketika tumpukan sudah diatas, maka 1 orang naik ke tumpukan dan 2
orang support kayu untuk di tata diatas stick. Jika kalian lakukan dengan baik
dan pendapatan menurun, maka saya yang akan tambahkan kekurangannya.
Ketika dijalankan pendapatan mereka naik 2
kali lipat lebih. Seminggu kemudian, saya dipanggil direksi, terlalu besar
memberikan upah kepada mereka. Dampaknya ke pengawas saya jadi masalah pak.
Tolong dibantu untuk diselesaikan.
Akhirnya kami panggil untuk membicarakan
kondisi ini. Awalnya mereka menentang. Kami tunjukkan, apa yang kalian lakukan?
apakah kalian bekerja lebih keras? kalian kan bekerja dengan tenaga seperti
biasa, bahkan bisa jadi lebih santai. Lalu siapa yang membuat perbedaan hasil
yang kalian kerjakan. Ya, itu hasil dari sebuah ide. Untuk mengeluarkan ide
perusahaan harus membayar konsultan. Perusahaan mengeluarkan biaya tambahan
atas hasil yang kalian wujudkan, tetapi siapa yang membayar konsultan. Saya
bekerja juga dibantu oleh leader kalian, kini leader kalian, bisa jadi
pendapatannya dibawah kalian. Orang yang mengupayakan tidak mendapatkan hasil
tetapi kalian mendapatkan hasil berlipat. Wajarnya kalian bekerja biasa maka
kalian akan mendapatkan kenaikan sebesar 30%. Bagaimana? SETUJU.
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :