Bagikan melalui :
Setelah dilakukan validasi oleh HRD dan tim
yang ditunjukkan dan menyatakan bahwa materi telah sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, maka tahap berikutnya peserta latih melakukan pembelajaran mandiri
(SELF LEARNING). Semua karyawan dapat melakukan self learning sesuai dengan
ketentuan materi yang telah ditetapkan oleh bagian HRD.
Tujuan Self learning melalui program
Latihan berpikir adalah menciptakan kebiasaan berpikir yang menjadi dasar semua
proses improvement. Pembentukan kebiasaan membutuhkan pengulangan, oleh karena
itu materi didisain dengan minmal 7 kali pengulangan dan 10 kali maksimal dan
itu ditentukan oleh nilai kelulusan yang ditetapkan.
HRD menetapkan nilai kelulusan peserta
latih untuk level leader dan level karyawan. Materi awal yang diberikan berupa
penyimpangan perlu ditetapkan nilai kelulusan 100 x 3 untuk leader dan 100 x 2
untuk karyawan, agar peserta latih berlatih berpikir, berlatih ketelitian dan
kesabaran. Kelulusan materi berikutnya disarankan 90 karena untuk mendapatkan
kelulusan dengan nilai 100, butuh cukup waktu dan dapat menimbulkan stress.
Meskipun diketahui stress atau tekanan yang akan melejitkan peserta latih.
HRD menjalankan program Latihan berpikir Active
Learning dimulai dari materi untuk leader. Leader mendapatkan 50 soal dan
membutuhkan waktu sekitar 15 s/d 18 menit untuk pertama kali mengerjakannya.
Untuk pengulangan menjadi lebih cepat sehingga tak membutuhkan banyak waktu
untuk latihannya. Pengerjaan Latihan berpikir Active Learning dapat dilakukan
dalam jam kerja atau diluar jam kerja. HRD menetapkan target penyelesaian yaitu
2 materi per bulan. Peserta menjalankan Latihan sesuai dengan SOP maksimal 10
kali sebelum mendapatkan bimbingan.
Peserta belajar mandiri dengan :
a.
Mengerjakan penugasan Latihan
berpikir Active Learning sesuai target yang ditetapkan.
Peserta mengerjakan dengan kesungguhan Latihan yang
diberikan. HRD dapat mengetahui kesungguhan peserta dari pencapaian nilai yang
dicapai peserta. Peserta yang konsisten mengerjakan dengan nilai dibawah 60,
berarti ia mengerjakannya dengan tidak sungguh-sungguh dan perlu mendapatkan
bimbingan dari pihak HRD.
Leader mendapatkan soal lebih banyak yaitu 50 soal
karena leader memiliki waktu lebih dibanding karyawan. Disamping itu leader
mampu memberikan bimbingan ketika karyawan mengeluh dengan menyampaikan,
karyawan mengerjakan 25 soal sedangkan saya mengerjakan 50 soal.
Peserta cukup menjawab B atau S dengan membaca dan
memperhatikan pernyataan dan kasus yang disampaikan.
b.
Bantuan pemahaman
Ketika peserta latih mengerjakan soal dengan 3 kali
pengulangan, maka materi bimbingan untuk memahami soal dapat dipelajari oleh
peserta latih (self learner). Peserta latih wajib membaca pemahaman materi
tersebut 3 kali.
c.
Bantuan pemahaman soal yang
paling banyak salah
Setelah belajar mandiri, nilai peserta latih tentu
mengalami peningkatan dan mampu mendapatkan bantuan pemahaman terhadap soal
yang sering salah. Dengan target mengerjakan 3 kali, maka bantuan berikutnya
akan muncul.
d.
Bantuan soal yang salah dalam
pengerjaan.
Peserta latih diberi tahu jawaban yang salah. Soal yang
dijawab keliru akan muncul berupa materi pemahamannya, sehingga peserta latih
dapat memahami jawaban yang seharusnya diberikan.
e.
Cari informasi mandiri.
Ada Sebagian
peserta latih, berusaha mencari pemahaman di pencarian google. Pembentukan
sikap menjadi pembelajar mandiri tercipta karena peserta latih harus mengejar
target kelulusan, terutama dikaitkan dengan karir, atau penentuan pendapatan
mereka. Oleh karena itu dibutuhkan konsultasi berkaitan dengan strategi dan
kebijakan sdm perusahaan.
f.
Mengerjakan penugasan, praktek
dan Latihan yang ditetapkan.
Peserta latih berlatih dengan mengerjakan studi kasus,
dan Latihan :
-
Latihan menumbuhkan rasa
percaya diri
-
Latihan memberikan pengarahan
-
Latihan menciptakan kepatuhan
-
Latihan menegur tanpa
perdebatan
-
Latihan identifikasi pemborosan
-
Latihan problem solving
-
Latihan presentasi
Salam improvement
Bila bermanfaat, bagikan melalui :